Saturday, December 24, 2011

Hati, Anatomi dan Fisiologi

   Hati, saluran empedu, dan pancreas berkembang dari cabang usus depan fetus dalam suatu tempat yang kelak menjadi duodenum; ketiganya berkaitan erat dengan fisiologi pencernaan. Ketiga struktur ini letak anatominya berdekatan, fungsinya saling terkait dan terdapat kesamaan kompleks gejala akibat gangguan ketiga struktur ini. Hati berfaal sebagai kelenjar ensokrin dalam hal produksi empedu. Asam-asam empedu mengemulsi lemak di dalam usus. Pigmen-pigmen empedu adalah hasil akhir katabolisme hemoglobin. Empedu terkumpul di dalam kandung empedu dan dikeluarkan ke dalam duodenum sesuai kebutuhan. Faal terpenting hati adalah peranannya sebagai alat terbesar yang terlibat dalam metabolisme karbohodrat, protein dan lemak. Faal ini kira-kira menghabiskan kira-kira 12% kandungan total oksigen di dalam darah. Suhu darah di vena hati mencapai sekitar 40oC. penekanan atau memar dapat menyebabkan robekan-robekan yang berbahaya pada jaringan lunak hati. Kesatuan hati dipertahankan oleh sebuah kapsul jaringan ikat yang tegang (Kapsul Glisson).(1,3)
Hati merupakan organ obdomen yang paling besar dan kelenjar terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 1,5 kg serta membentuk seperlima puluh berat badan dewasa total. Ia relative lebih besar pada masa bayi, yang membentuk seperdelapan belas berat lahir. Organ ini dibungkus terletak pada kuadran kanan atas dan menempati paling luas pada region hiperkondrium kanan kemudianmeluas ke hipokondrium kiri dan region epigastrika. Hati memiliki permukaan superior yang cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati berbentuk cekung dan merupakan atap dari ginjal kanan, lambung, pancreas dan usus.(1,2,3,4,5)
Sel hepar merupakan suatu kolam reaktan kimia besar dengan laju metabolism yang tinggi, saling memberikan substrat dan energy dari suatu sistem metabolism ke sistem yang lain, mengolah dan mensintesis berbagai zat yang diangkut ke daerah tubuh lainnya, dan melakukan berbagai fungsi metabolism lain. Karena semuanya itu, bagian terbesar disiplin ilmu biokimia menulis mengenai reaksi metobolisme dalam hepar.(6)
LOKALISASI
• Lokalisasi
Holotopi :
- Regio hypochondrium dexter
- Regio epigastrium
- Regio hypochondrium sanistra
• Skeletopi :
- Pada bagian kanan, titik tertinggi berada setinggi costa V pada linea mediaclavicularis dexter (sesuai dengan cupula diaphragmatica dextra).
- Pada bagian kiri, titik tertinggi hepar berada setinggi spatium intercostalis V 1-2 jari disebelah medial linea medioclavicularis sinistra (sesuai dengan cupula diaphragmatica dextra).
- Pada bagian cadual dexter, mengikuti arcus costarum mulai perlekatan costa IX-VII
- Pada bagian caudual sinistra, mengikuti arcus costarum mulai dari perlekatan costa VIII-VII.
• Syntopi :
Hepar mempunyai permukaan yang luas, yang berbatasan dengan organ-organ sekitarnya, yaitu :
1. Facies diaphragmatica hepatis berbatasan dengan diaphragm thoracis.
2. Facies visceralis, berbatasan dengan organ-organ sbb:
Gaster
Pars superior duodeni
Pars superior ren dexter
Glandula suprarenalis dextra
Sebagian colon transversum
Flexura coli dextra
Vesica fellea
Oesophagus
Vena cava inferior (7)
MORFOLOGI
Hati berlindung iga dalam kuadran kanan atas, ia berbentuk seperti pyramid yang apexnya mencapai xiphiternum. Batas atas terletak sekitar setinggi putting susu.(2)
Tepi hati berjalan ke lateral sepanjang lengkung iga. Dari titik dimana garis medioklavikular memotong garis iga kedepakan, tetapi hati berjalan miring sesuai daerah perut bagian atas (epigastrium) ke kiri. Dapat dibedakan perbedaan diaphragmtik yang cembung. Yang pada sikap tegak mempunyai permukaan horizontal dan permukaan anterolateral yang melengkung dan mengarah ke bawah dari permukaan visceral. Permukaan visceral naik dari permukaan hati yang tajam miring ke belakang dan berbatasan kea rah posterior dengan tepi yang tumpul pada permukaan diaphragmatic. Sebagian besar hati tertutup oleh peritoneum, tetapi di posterior, hati bergabung dengan sentrum tendineum diafragma (daerah telanjang atau bare area).(4)
Hati memiliki dua lobus utama yaitu kiri dan kanan. Lobus kanan dibagi menjadi dua segmen anterior dan posterior oleh fissrura segmentalis kanan yang tidak terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiformis yang terlihat dari luar. Segmen lobus kanan yang lebih kecil adalah lobus quadrates, pada permukaan inferiornya dan lobus caudatus pada permukaan posterior. Labus kanan dan kiri dipisahksan di anterior oleh lipatan peritoneum yang dinamai ligamentum falciforme, di inferior oleh fissure untuk ligamnetum teres serta diposterior oleh fissurs untuk ligamentum venosum.(2)
Ligamentum falsiformis berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan peritoneum membantu menyokong hati. Di bawah peritoneum terdapat jaringan ikat pada yang disebut sebagai kapsula glisson, yang meliputi permukaan seluruh organ; bagian paling tebal kapsula ini terdapat pada Koran hepatis, membentuk rangka untuk cabang vena porta, arteri hepatikan dan saluran empedu. Porta hepatis adalah fissura pada hati tempat masuknya vena porta dan arteri hepatika serta tempat keluarnya duktus hepatika.(3)
Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang disebut sebagai lobulus yang merupakan unit fungsional dasar hati, berbentuk silindris dengan panjang beberapa millimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati manusia berisi 50.000 sampai 100.000 lobulus. Lobules sendiri dibentuk terutama dari banyak lempeng sel hepar. Masing-masing lempeng hepar tebalnya satu sampai dua sel, dan diantara sel yang berdekatan terdapat kanalikuli biliaris kecil yang mengalir ke duktus biliaris di dalam septum fibrosa yang memisahkan lobulus hati yang berdekatan.(6)
Di antara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang di sebut sebagai sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteri vena hepatica. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel Kupffer. Sel kupffer merupakan system monosit makrofag, dan fungsi utamax adalah menelan bakteri dan benda asing lain dalam darah. Sejumlah 50% dari semua jumlah makrofag dalam hati adalah sel kupffer, sehingga hati merupakan organ penting dalam pertahanan melawan invasi bakteri dan agen toksik. Selain cabang-cabang vena porta dan arteri hepatica yang melingkari bagian perifer lobules hati, juga terdapat saluran empedu. Saluran empedu interlobular membentuk kapiler empedu yang sangat kecil yang disebut sebagai kanalikuli, yang berjalan di tengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit diekskresi ke dalam kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar hingga menjadi duktus koledokus.(3,5)
Secara keseluruhan, hepar dibagi menjadi 8 segmen. Permukaan posterolateral kanan terdiri atas segmen VI di bagian anterior dan segmen VII di bagian posterior. Permukaan anterolateral kanan terdiri atas segmen V di anterior dan segmen VIII di posterior. Permukaan anterior kiri dibagi oleh fissura umbilikalis ke dalam segmen IV di bagian anterior dari lobus kiri. Permukaan posterior adalah segmen II. Segmen I terletak di bagian dorsal, yang memiliki vaskularisasi bebas dari porta hepatis dan 3 vena hepatic utama.
VASKULARISASI
Hati memiliki dua sumber suplai darah dari saluran cerna dan limpa melalui vena porta hepatica, dan dari aorta melalui arteri hepatica. Sekitar sepertiga darah yang masuk adalah darah arteri dan dua pertiganya adalah darah vena dari vena porta. Volume total darah yang melewati hati setiap menitnya adalah 1.500 ml dan dialirkan melaui vena hepatica kanan dan kiri, yang selanjutnya bermuara pada vena kava inferior.
Vena porta bersifat unik karena terletak diantara dua daerah kapiler, yang satu terletak dalam hati dan lainnya dalam saluran cerna. Saat mencapai hati, vena porta bercabang-cabang yang menempel melingkari lobules hati. Cabang-cabang ini kemudian mempercabangkan vena-vena interlobularis yang berjalan diantara lempengan hepatosit dan bermuara dalam vena sentralis. Vena sentralis dari beberapa lobules membentuk vena sublobularis yang selanjutnya menyatu dan membentuk vena hepatica. Cabang-cabang terhalus anteria hepatica juga mengalirkan darahnya ke dalam sinusoid, sehingga terjadi campuran darah arteri dari arteria hepatica dan darah vena dari vena porta. Tekanan yang meningkat dalam system portal adalah manifestasi lazim gangguan hati dengan akibat serius yang melibatkan pembuluh-pembuluh tempat darah portal berasal.(1)
LIMPHONADUS
Hepar merupakan organ yang mempunyai system lymphatica yang terbesar yang dibandingkan dengan viscera abdominis lainnya. Diperkirakan 1 /4 – 1/2 cairan lymphe yang berada di dalam ductus thoracicus berasal dari hepar. Terdiri dari kelompok superficial dan profunda.
1. Kelompok superficial, berasal dari bagian subserosa hepar, meliputi 3 bagian, yaitu :
• Pada facies inferior dan facies anterio hepatis. Sebagian besar dari bagian ini mengalir menuju lymphonodi hepatici dan sebagian kecil menuju lymphonodi gastric superior, kemudian ke lymphonodi coeliaci lalu ke cysterna chili.
• Pada facies superior dan facies posterior, aliran lymphe menuju ke lymphonodi para aortici selanjutnya ke lymphonodi sternale (terletak sebelah dorsal processus xiphoideus) yang membawa cairan lymph eke daerah pars affixa hepatis pada facies superior hepatis.
• Pada facies posterior sebagian menuju ke lymphonodi coeliaci, seterusnya ke chisterna chili.
2. Kelompok Profunda, sebagian besar menuju ke lymphonodi hepatici, kemudian ke lymphonodi coeliaci, selanjutnya ke cistern chili. Sebagian kecil saja yang menuju ke lymphonodi para aortici, selanjutnya ke lymphonodi coeliaci, terus ke cistern chili.(7)
INNERVASI
Hepar mendapatkan innervasi dari :
a. Nn. Splanchnici
Innervasi ini bersifat sympatis untuk pembuluh darah di dalam hepar. Diperoleh melalui plexus coeliacus dan merupakan serabut-serabut postganglioner.
b. N.Vagus dextra et sinistra
Bersifat parasympatis, berasal dari chorda anterior dan chorda posterior nervi vagi.
• Corda anterior (dari N.Vagus sinistra), mengikuti a.gastrica dexter masuk ke dalam ligamentum hepatoduodenale, mencapai porta hepatis, member cabang-cabang yang disebut rami hepatici.
• Chorda posterior (dari N.Vagus dextra), setelah empersarafi gaster lalu masuk plexus coeliacus, lalu mengikuti ligamentum hepatoduodenale menuju ke porta hepatis.
c. N.Phrenicus dekstra
Setelah masuk ke dalam cavum abdominalis, selanjutnya menuju ke plexus coeliacus, mengikuti ligamentum hepatoduodenale, mencapai porta hepatis.(7)
FUNGSI HATI
Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekskresi empedu; saluran empedu mengangkut empedu sedangkan kandungan empedu menyimpan dan mengeluarkan empedu ke dalam usus halus sesuai kebutuhan. Hati menyekresi sekitar 500 hingga 1000 ml empedu kuning setiap hari. Unsure utama empedu adalah air (97 %), elektrolit, garam empedu, fosfolipid (terutama lesitin), kolesterol, garam anorganik, dan pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi).(1)
Hati mempunyai banyak fungsi hati yang penting yaitu mengatur metabolism tubuh, sintesis protein dan molekul-molekul lain, penyimpanan vitamin dan zat besi, menurunkan hormone, dan berfungsi dalam iniktivasi serta ekskresi obat-obat maupun toksin.(7)
• Fungsi Penyimpanan Hati
Karena hati merupakan suatu organ yang dapat diperluas, sejumlah besar darah dapat disimpan dalam pembuluh darah hati. Volume darah normal hati, meliputi yang di dalam vena hati dan yang di dalam jaringan hati, adalah 450 milimeter, atau hamper 10% dari total volume darah tubuh. Bila tekanan tinggi dalam atrium kanan menyebabkan tekan balik do dalam hati, hati meluas dan oleh karena itu 0,5 sampai 1 liter carangan darah kadang-kadang disimpan dalam vena hepatica dan sinus hepatica. Kejadian ini terjadi terutama pada gagal jantung disertai dengan kongesti perifer.
Jadi, sebenarnya hati adalah suatu organ yang besar, dapat meluas, dan organ venosa yang mampu bekerja sebagai suatu tempat penampungan darah yang bermakna disaat volume darah berlebihan dan mampu mensuplai darah ekstra di saat kekurangan volume darah.
• Fungsi Metabolik Hati
Metabolisme karbohidrat. Hati dan otot rangka merupakan dua tempat yang besar untuk penyimpanan glikogen dalam tubuh. Saat jumlah glukosa dalam darah meninggi, sebagian akan dikonversi menjadi glikogen kemudian disimpan dalam hati. Apabila glukosa dalam darah rendah, maka glikogen yang ada dalam hati akan dipecah kembali menjadi glukosa (glikogenolysis), kemudian glukosa tersebut dilepaskan dalam darah. Dengan begitu hati dapat memelihara jumlah glukosa dalam darah agar tetap dalam batas normal. Hati juga mempunyai fungsi dalam gluconeogenesis, mengubah asam amino, lemak, karbohidrat sederhana menjadi glukosa. Metabolism karbohidrat pada hati diatur oleh beberapa hormone.(8)
Metabolism lemak, walaupun beberapa metabolism dapat terjadi di semua sel tubuh, aspek metabolisme lemak tertentu terutama terjadi di hati. Beberapa fungsi spesifik hati dalam metabolism lemak yaitu: (1) kecepatan oksidasi beta asam lemak yang sangat cepat untuk mensuplai energy bagi fungsi tubuh yang lain, (2) pembentukan sebagian besar lipoprotein, (3) pembentukan sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid, dan (4) mengubah sejumlah besar karbohidrat dan protein menjadi lemak.(6)
Untuk memperoleh energy dari lemak netral, lemak pertama-tama dipecah menjadi gliserol dan asam lemak; kemudian asam lemak dipecah oleh oksidasi beta menjadi radikal asetil berkarbon 2 kemudian yang membentuk asetil koenzim A (Asetil-KoA). Asetil-KoA kemudian dapat memasuki siklus asam sitrat dan dioksidasi untuk mmbebaskan sejumlah energy yang sangsat besar. Oksidasi beta dapat terjadi disemu sel tubuh, namun terjadi dengan cepat di dalam sel hepar. Kira-kira 80% kolesterol yang disintesis di dalam hati diubah menjadi garam empedu, yang sebaliknya kemudian disekresikan kembali ke dalam empedu, sisanya diangkut dalam lipoprotein, dibawah oleh darah ke semu sel jaringan tubuh. Fosfolipid juga disintesis di hati terutama di transfor dalam lipoprotein. Keduanya, fosfolipid dan kolesterol, digunakan oleh sel untuk membentuk membrane, struktur intraselular, dan bermacam-macam turunan zat kimia yang penting untuk fungsi sel.
Metabolism protein. Walaupun sebagian besar proses metabolism karbohidrat dan lemak terjadi dalam hati, tubuh mungkin dapat membuang berbagai fungsi hati ini dan masih selamat. Sebaliknya, tubuh tidak dapat membuang kerja hati pada metabolism protein lebih dari beberapa hari tanpa terjadi kematian. Fungsi hati yang paling penting pada metabolism protein adalah (1) deaminasi asam amino, (2) membentukan aureum untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh, (3) pembentukan protein plasma, dan (4) interkonversi di dalam asam amino yang berbeda demikian juga dengan ikatan penting lainnya untuk proses metabolisme tubuh.(6)
Berbagai Fungsi Metabolik Hati yang Lain
Penyimpanan Vitamin. Hepar mempunyai kecenderungan tertentu untuk menyimpan vitamin dan telah lama diketahui sebagai sumber vitamin tertentu yang baik untuk pengobatan pasien. Vitamin tinggal yang paling banyak disimpan dalam hati adalah vitamin A, tetapi sejumlah besar vitamin D dan vitamin B12 juga disimpan secara normal. Jumlah vitamin A yang cukup dapat disimpan selama 10 bulan untuk mencegah kekurangan vitamin A. Vitamin D dalam jumlah yang cukup dapat disimpan untuk mencegah defisiensi selama 3 sampai 4 bulan dan vitamin B12 yang cukup dapat disimpan untuk bertahan paling sedikit setahun dan mungkin beberapa tahun.
Hubungan antara Koagulasi Hati dan Koagulasi Darah. Hepar membentuk sebagian besar zat-zat darah yang dipakai untuk proses koagulasi. Zat-zat tersebut adalah fibrinogen, protrombin, globulin akselerator, faktor VII, dan beberapa faktor koagulasi penting lain. Vitamin K dibutuhkan oleh proses metabolism hati, untuk membentuk protrombin dan vaktor VII, IX, dan XI. Bila tidak terdapat vitamin K, maka konsentrasi zat-zat ini akan turun sangat rendah dan keadaan ini mencegah koagulasi darah.
Penyimpanan Besi. Kecuali besi dalam hemoglobin darah, sebagian besar besi di dalam tubuh biasanya disimpan dalam hati dalam bentuk feritin. Sel hati mengandung sejumlah besar protein yang disebut apoferitin, yang dapat bergabung dengan besi baik dalam jumlah sedikit ataupun banyak. Oleh karena itu, bila besi banyak tersedia dalam cairan tubuh, maka besi akan berikatan dengan aporefin membentuk feritin dan disimpan di dalam sel hati sampai diperlukan. Bila besi dalam sirkulasi cairan tubuh mencapai kadar yang rendah, maka feritin akan melepaskan besi.(6)
Pengeluaran atau Ekskresi Obat-obatan, Hormon, dan Zat Lain Oleh Hati. Medium kimia yang aktif dari hati dikenal kemampuannya dalam detoksikasi atau ekskresi berbagai obat-obatan, meliputi sulfonamide, penisilin, ampisilin, dan eritromisin ke dalam empedu. Dengan cara yang sama, beberapa hormone yang disekresi oleh kelenjar endokrin diekskresi atau dihambat secara kimia oleh hati, meliputi tiroksin dan terutama semua hormone steroid, seperti estrogen, kortisol, dan aldosteron. Kerusakan ini seringkali dapat mengakibatkan penimbunan yang berlebihan dari satu atau lebih hormone ini di dalam cairan tubuh dan oleh karena itu dapat menyebabkan aktivitas berlebihan dari system hormone. Akhirnya salah satu dari jalan utama untuk ekskresi kalsium dari tubuh adalah sekresi pertama oleh hati ke dalam empedu dan kemudian diangkut ke usus dan hilang dalam feses.(1,9)
DAFTAR PUSTAKA
1. Price, S.A. RN. PhD. Gangguan hati, Kandung Empedu, dan Pankreas Patofisiolegi. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta; 2003. Hal : 482.
2. Sherlock,S. Anatomi dan Fungsi. In : Penyakit Hati dan Sistem Saluran Empedu. Widya Medika. Jakarta; 1990. Hal : 1-35.
3. Sheidel Edward, PhD. The Liver and Biliary Trac. In : Gastrointestinal System. Elsevier’s Health Science. Philadelphia; 2002. Hal : 57 – 72.
4. Kahle, W. Sismtem Pencernaan. In : Atlas Berwarna & Teks Anatomi Manusia Alat-Alat Dalam. Hipokrates. Jakarta ; 1995. Hal : 234 – 238.
5. Kasper L.D,MD. Liver and Biliary Trac Disease. In : HARRISONS Principles of Internal Medicine. The McGraw-Hill Companies. United States of America; 2001. Hal : 1707 – 1715.
6. Guyton C. Artur, M.D. Hati Sebagai Suatu Organ. In Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta ; 1997. Hal : 1103 – 1109.
7. Luhulima. W. J. Dr. Prof. Viscera Abdominis. In : Anatomi II. Bagian anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2001. Hal : 18 – 29.
8. Berne,M.R. Gastrointestinal Secretion. In : Physiology. Elsevier. Philadelphia, USA; 2003. Hal : 584 – 590.
9. Ganong, F.W. MD. Liver and Biliary System. In Rview of Medical Physiology. Twenty-Second Edition. The McGraw-Hill Companies. United Stated of America; 2005. Hal : 499 – 504.
10. Dowshen Steven, MD. Lever and Biliary System [online] 2007 April [cited 2007 0ctober 6]. Available from : URL: http://www.kiidshealth.org/teen/infection/stds/std_hiv.html
11. Putz.R. Organ Dalam Perut Manusia. In : Atlas Anatomi Manusia SOBOTTA 2. Edisi 21. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 2000. Hal : 142 – 149.
12. Jong. D.W. Saluran Empedu dan Hati. In : Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 1997. Hal : 783 – 790.
sumber: bedah

No comments:

Post a Comment

please leave your comment about my blog or this posting here ^_^
If you find a broken link (you can not Downloads)
Please leave us your comments posts along with the names or names of broken file


budayakanlah memberikan komentar setelah membaca asal jangan spam ^_^
jika anda menemukan link yang rusak (tidak bisa anda download)
silahkan tinggalkan komentar anda beserta nama posting atau nama file yang rusak

Powered by Blogger.